Senin, 12 Juni 2017

laporan genetika tanaman variasi genetika



LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA TANAMAN
VARIASI GENETIKA TANAMAN




Disusun Oleh :
Dini Nur Amania
1604020035



PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2017
Sabtu, 29 April 2017

VARIASI GENETIKA TANAMAN

A.    TUJUAN
1.      Mengetahui variasi genetik (dalam hal ini variasi morfologi tanaman) sebagai dasar evolusi.
2. Mempelajari mutasi gen dan frekuensi gen dalam populasi.
3. Memperkirakan apakah terjadi erosi genetk pada plasma nutfah tanaman.

B.     DASAR TEORI
Variasi genetik adalah ukuran perbedaan genetik yang ada dalam suatu populasi. Variasi genetik seluruh spesies sering disebut keragaman genetik. Variasi genetik perbedaan dalam segmen DNA atau gen antara individu dan setiap variasi gen ini disebut contoh allele. Untuk, populasi dengan banyak alel yang berbeda pada kromosom lokus tunggal memiliki jumlah tinggi variasi genetik. Variasi genetik sangat penting untuk seleksi alam karena seleksi alam hanya dapat meningkatkan atau menurunkan frekuensi alel yang sudah ada dalam populasi.
Variasi memungkinkan beberapa individu dalam suatu populasi untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Karena seleksi alam bekerja langsung hanya pada fenotipe, variasi genetik dalam populasi yang lebih biasanya memungkinkan lebih banyak variasi fenotip. Beberapa alel baru meningkatkan kemampuan organisme untuk bertahan hidup dan bereproduksi, yang kemudian memastikan kelangsungan hidup alel dalam populasi. Alel baru lainnya mungkin segera merugikan (seperti pembawa oksigen protein cacat) dan organisme yang membawa mutasi baru akan mati. Alel netral tidak dipilih untuk tidak melawan dan biasanya tetap dalam populasi. Variasi genetik ini menguntungkan karena memungkinkan beberapa individu dan, oleh karena itu, populasi, untuk bertahan hidup meskipun perubahan lingkungan.
Keanekaragaman individu memunculkan variasi. Dan sifat individu ditentukan oleh gen. Faktor genotif yang berinteraksi dengan factor lingkungan memunculkan sifat yang tampak atau fenotif. Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yang menunjukkan keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu daerah. Ada dua faktor penyebab keanekaragaman hayati, yaitu faktor genetik dan faktor luar. Faktor genetik bersifat relatif konstan atau stabil pengaruhnya terhadap morfologi organisme.Setiap orang pasti mempunyai perbedaan antara satu dngan yang lainya,walaupun apabila dilhat sekilas pada orang yang mirip sekalipun  terlihat sama namun apabila kita cermati lagi bahwa ada perbedaan pada setiap individu,perbedaan ini pun berlaku bagi hewan dan tumbuhan jika kita cermati pasti kita akan menemukan perbedaan tumbuhan dan hewan meskiipun dalam pesies yang sama.perbedaan pada setiap individu dikenal juga dengan kergaman atau variasi,jadi kita sebagai manusia sudah seharusnya mengetahui tentang variasi tersebu,kita perlu mengetahui apa itu kragaman,mengapa keragman terjadi dan bagaimana keragaman tersebut dapat terjadi oleh karena itu pada praktikum kali ini ialah tentang keragaman dengan tujuan praktikum ialah untuk mengamati  keragaman fenotip karakter pada berbagai mahluk hidup.
Faktor-faktor yang mempengaruhi variasi. Teori mengenai variasi telah dikemukakan oleh Lamarck yang mengemukakan bahwa adanya variasi di dalam suatu populasi adalah sebagai hasil dari adanya kekuatan yang menghasilkan variasi dan kekuatan yang memelihara variasi dan menyebabkan organisme beradaptasi dengan baik terhadap lingkungannya (RIDLEY, 1991). BEARDMORE (1983) mengemukakan bahwa variasi di alam dipengaruhi oleh empat faktor dimana untuk membedakannya merupakan pekerjaan yang tidak mudah dan dalam beberapa kasus malah tidak mungkin dilakukan. Keempat faktor tersebut adalah:
  1. Variasi yang meningkat sebagai hasil dari mutasi yang berulang,
  2. Variasi yang meningkat karena adanya aliran gen dari populasi yang lain (migrasi),
  3. Variasi yang meningkat karena proses stokastik seperti genetic drift,
  4. Variasi yang bertahan di dalam populasi oleh adanya seleksi.
Penyebab erosi genetika dapat disebabkan karena faktor alami dan juga faktor manusia. Erosi genetika yang disebabkan dari faktor manusia lebih mengkhawatirkan daripada karena faktor alam. Hilangnya habitat alami juga menjadi penyebab adanya erosi genetika pada tumbuhan. Penggembalaan hewan ternak secara berlebihan pada suatu kawasan dapat membuat tanaman di sekitar kawasan tersebut mengalami erosi genetika. Erosi genetika pada tanaman juga dapat disebabkan oleh pembukaan hutan dan pembuangan zat kimia. Adanya rekayasa genetika dan penggantian varietas tanaman lokal akan memmbuat tanaman menjadi tidak berkembang secara alami sehingga juga dapat menyebabkan erosi genetika. Pertanian modern mendorong petani menjadi hanya menanam tumbuhan komersial saja sehingga varietas yang ditanam juga terbatas. Hal itu juga dapat menyebabkan suatu gen dari species lain mengalami penurunan dan bahkan hilang. Penggunaan tumbuh-tumbuhan secara besar-besaran tanpa penanaman kembali dapat membuat tumbuhan yang digunakn mengalami erosi genetik dan menuju kepunahan. Contoh tanaman yang mengalami erosi genetik akibat eksploitasi hutan adalah kayu olin, kayu cendana, anggrek, rotan dan sawo kecik. Penggunaan bahan sintesis membuat bahan serat-serat alam menjadi kurang dikembangkan dan mengalami erosi genetik.














C.    ALAT DAN BAHAN
Alat :
-          Bolpoin
-          Penggaris
-          Kertas
-          Penghapus
Bahan :
-          Pisang ambon
-          Pisang emas
-          Pisang ulin
-          Pisang ambon nangka
-          Pisang bawen

D.    CARA KERJA
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2.      Mencari narasumber.
3.      Meminta informasi kepada narasumber tentang buah pisang.
4.      Mencatat informasi yang didapatkan.










E.     HASIL PENGAMATAN
NO
NAMA LOKAL
WARNA KULIT
DAGING BUAH
RASA
BIJI
BENTUK
1.
Ambon
Hijau kuning
Lembut
Manis
-
Panjang
2.
Emas
Kuning keorenan
Padat
Lebih manis dari ambon
-
Kecil
3.
Ulin
Kuning cerah
Lembut
Manis
-
Kecil
4.
Ambon nangka
Hijau
Padat
Agak masam
-
Panjang
5.
Bawen
Orange berbintik
Padat
Kurang manis
-
Panjang















F.     PEMBAHASAN
Variasi genetik adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan variasi dalam urutan DNA di setiap genom. Variasi genetik yang membuat kita semua unik atau berbeda, baik dalam hal warna rambut, warna kulit atau bahkan bentuk wajah kita. Variasi Genetik yaitu variasi yang dihasilkan oleh factor keturunan (gen) yang bersifat kekal dan diwariskan secara turun temurun dari satu sel ke sel yang lain.
Erosi Genetika adalah hilangnya sumber daya genetik yang sering diperbesar atau dipercepat oleh aktivitas manusia. Erosi genetika merupakan masalah yang keprihatinan dan cukup serius. Hal itu dapat terjadi karena erosi genetika akan menyebabkan hilangnya keanekaragaman genetik pada hewan dan tumbuhan. Keaneragaman hewan dan tumbuhan dapat berkurang atau bahkan hilang akibat ada proses pengurangan kelengkapan gen unik dari setiap species secara bertahap maupun drastis. Hilangnya keaneragaman tersebut dapat berdampak buruk terhadap keadaan lingkungan.  Erosi genetika pada tanaman juga dapat disebabkan oleh pembukaan hutan dan pembuangan zat kimia. Adanya rekayasa genetika dan penggantian varietas tanaman lokal akan memmbuat tanaman menjadi tidak berkembang secara alami sehingga juga dapat menyebabkan erosi genetika. Pertanian modern mendorong petani menjadi hanya menanam tumbuhan komersial saja sehingga varietas yang ditanam juga terbatas. Hal itu juga dapat menyebabkan suatu gen dari species lain mengalami penurunan dan bahkan hilang. Penggunaan tumbuh-tumbuhan secara besar-besaran tanpa penanaman kembali dapat membuat tumbuhan yang digunakn mengalami erosi genetik dan menuju kepunahan. Contoh tanaman yang mengalami erosi genetik akibat eksploitasi hutan adalah kayu olin, kayu cendana, anggrek, rotan dan sawo kecik. Penggunaan bahan sintesis membuat bahan serat-serat alam menjadi kurang dikembangkan dan mengalami erosi genetik. Pencegahan terjadinya erosi genetika adalah pertama mempertahankan habitat alami.
Pisang adalah salah satu jenis tanaman atau tumbuhan terna yang memiliki ukuran relatif besar atau raksasa yang berdaun besar dengan suku Musaceae. Tanaman pisang ini juga merupakan salah satu jenis tanaman yang dapat dibudidayakan dengan baik pada iklim tropis maupun sub tropis. Ada dua jenis tanaman pisang yaitu tanaman pisang komersial dan tanaman pisang hias, sedangkan berdasarkan pakar  botani ada beberapa jenis tanaman pisang yaitu Musa acuminat, M. Balbisiana dan M. Paradisiaca.
Pada praktikum kali ini kami mengamati jenis-jenis pisang. Berikut di bawah ini adalah pisang yang kami amati, yaitu :
1.       Pisang Ambon.
Pisang ambon adalah salah satu dari jenis jenis buah pisang yang digemari di dunia, termasuk Indonesia. Pisang ambon ini banyak digemari oleh masyarakat karena rasanya yang manis dan mudah didapat. Terdapat 3jenis pisang ambon yang populer yaitu, pisang ambon  lumut, pisang ambon kuning, dan pisang ambon putih. Dari hasil pengamatan yang kami lakukan, pisang ambok ini memiliki warna kulit hijau kuning. Maksud dari warna hijau kuning ini adalah pada saat belum matang, warna kulit pada pisang ambon ini berwarna hijau namun setelah matang warnanya menjadi kuning. Pada pisang ambon ini memliki tekstur yang lembut pada daging buahnya dan pisang ambon ini memiliki rasa yang manis. Pisang ambon ini tidak memiliki biji di dalam daging buahnya. Pisang ambon ini memiliki bentuk panjang.
2.       Pisang Emas
Pisang mas adalah jenis pisang yang kerap kali kita abaikan. Sebab pisang ini sering dimanfaatkan untuk pakan burung atau beberapa acara adat lainnya, seperti pernikahan. Karena bentuknya yang kecil mungil sering di nomor duakan sebagai makanan pencuci mulut. Berdasarkan hasil pengamatan kami, pisang emas meiliki warna kuning keorenan, daging buahnya padat. Pisang emas ini memiliki rasa lebih manis dibandingkan dengan pisang ambon. Pada pisang emas ini tidak memiliki biji di dalam daging buahnya. Pisang emas  berukuran kecil. Hanya berdiamter sekitar 3-4 cm dan memiliki kulit yang tipis.
3.       Pisang Ulin
Pisang ulin ini merupakan salah satu jenis pisang raja. Bentuk buahnya kecil bulat memanjang dengan ujung meruncing. Kulit buahnya tipis dan berwarna kuning cerah dengan ujung hijau. Daging buah berwarna kuning kemerahan,tekstur buahnya yang lembut, rasanya manis, dan beraroma harum.  Tanaman ini berproduksi antara 100-160 buah per pohonnya. Panjang buahnya antara 1518 cm dengan berat 75-100 g. Pisang ini berasal dari Bogor, Jawa Barat.

4.       Pisang Ambon Nangka
Pisang ini kulit buahnya tetap berwarna hijau walaupun sudah matang. Kulit buah ini agak tebal. Buahnya berukuran besar, panjangnya dapat mencapai 28 cm. Bentuk buah melengkung. Walaupun berukuran agak besar, pisang yang berasal dari Malang Jawa Timur ini hanya berbobot 150-180 g per buah. Daging buah berwarna kuning kemerahan dengan rasa manis sedikit asam dan aroma harum.
5.       Pisang Bawen
Pisang raja bawen ini dalam satu tandan ada 5 hingga 8 sisir bahkan bisa lebih, tergantung kesuburan dalam budidayanya. Pada saat buah pisang ini masih mentah kulitnya berwarna orange berbintik, dan jumlah buah per sisirnya bisa lebih dari 10 buah, terkadang juga kurang. Untuk panjang buah pisang raja bawen ini kerkisar 25 cm - ran, ukuran ini hampir sama dengan ukuran pisang tanduk. Pisang bawen ini tekstur daging buahnya padat, rasanya yang kurang manis ini membuat kebanyakan masyarakat ini mengolahnya terlebih dahulu sebelum dimakan.












G.    KESIMPULAN
1.      Variasi genetik adalah ukuran perbedaan genetik yang ada dalam suatu populasi.
2.      Erosi Genetika adalah hilangnya sumber daya genetik yang sering diperbesar atau dipercepat oleh aktivitas manusia.
3.      Variasi genetik perbedaan dalam segmen DNA atau gen antara individu dan setiap variasi gen ini disebut contoh allele.
4.      Keanekaragaman individu memunculkan variasi.
5.      Ada dua faktor penyebab keanekaragaman hayati, yaitu faktor genetik dan faktor luar.

H.    DAFTAR PUSTAKA
1.      Suryati, Dotti. 2008. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab. Agronomi Universitas Bengkulu.
2.      Welsh, James R. 1991. Dasar-Dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Jakarta: Erlangga.
3.      Yatim, Wildan. 1986. Genetika. Bandung: Tarsito

I.       LAMPIRAN
Terlampir.

0 komentar:

Posting Komentar